Jumat, 11 September 2015

Hilangnya kepekaan manusia



Pendahuluan
Pandangan secara umum manusia tentang kejahatan dan orang jahat.  Kejahatan lebih di sempitkan dengan lebih ke kelompok ini atau kelompok itu.  Jika mendengar kata dosa di kalangan orang awam kata ini merupakan sebuah kata yang sangat buruk.  Dan pada dasarnya pelangaran seseorang selalu di kaitkan dengan dosa,dosa merupakan segala sumber kejahatan.  Dan hal ini menimbulkan banyak pertanyaan yang menjadi ketidak percayaan kepada Allah dan karena hal ini banyak timbul pertanyaan jika Allah memang ada mengapa kejahatan masih ada?  Akan tetapi sebagai anak lulusan teologi pasti sangat muda untuk menjawab pertanyaan ini.  Tetapi bagaimana cara menjelaskan jawaban ini kepada orang yang belum mengerti bahwa Allah tetap ada dan manusia masih memiliki tabiat dosa.
Hal ini yang memberikan arahan agar penulis lebih menyelidiki bahwa apa yang di maksud dengan dosa dan hal apa yang mempengaruhi manusia sehingga lupa akan kehadiran Allah.  Seperti apakah dampak dosa bagi manusia yang sering berbuat dosa dan bagaimana hal ini dapat dijelaskan menurut sudut pandang kekristenan?.
Akibat keberdosaan manusia gambaran Allah dalam kehidupan manusia yang tercatat dalam Kejadian 1:26-27 akhirnya hilang.  Akibatnya ketika manusia jatuh ke dalam dosa yang tertulis dalam Kejadian 3:1-24 membuat manusia jauh dari Allah dan membuat sudut pandang manusia yang memahami Allah hanya secara transenden tetapi karena hilangnya kepekaan manusia sehingga manusia tidak memandang Allah secara imanen.
Pada kajian ini penulis ingin menjelaskan dampak dosa dengan hilangnya kepekaan manusia dari sudut pandang Efesus 4:19.




Tujuan Penulisan
Tujuan Paulus dalam menulis surat ini tersirat dalam 1:15-17 dengan tekun ia berdoa sambil merindukan agar para pembacanya bertumbuh dalam iman,kasih,hikmat layak di hadapan Tuhan Yesus Kristus dan oleh karena itu Paulus berusaha menyatakan maksud kekal Allah dari penebusan”dalam Kristus” dan untuk gereja dan setiap orang.  Efesus dituliskan ketika banyak gereja telah didirikan dan setelah Paulus mempunyai kesempatan untuk merenungkan hakikat dari organisasi yang baru terbentuk itu.[1]

Dosa
Di dalam Alkitab kata dosa biasa diartikan dengan kata “meleset” kehilangan kelurusan,pembelokan garis lurus atau yang di sebut tidak mencapai yang dimaksud[2].  Secara natural manusia telah jatu kedalam dosa dan Karena hal ini sehingga membuat manusia mengalami keterpisahan dengan kemuliaan Allah.  Menurut Agustinus dosa disebut dengan kekosongan (kehilangan) dari yang baik,dan hal ini memberikan gambaran bahwa moralitas manusia semakin bobrok rusak, akan tetapi manusia tetap tinggal manusia dan tidak menjadi binatang akibat dosa tetapi moral manusia malah lebih rendah dari binatang karena akibat kejatuhan manusia.[3]  Menurut Rasul Yohanes pada hakikatnya dosa tidak mengindahkan Hukum Tuhan.




Kepekaan
Kesadaran seutuhnya manusia akan keadaan hidup.  Hal yang baik dan hal yang buruk dan lebih mengerti tentang rencana Tuhan dalam kehidupan manusia. kepekaan merupakan bagian dari penguasaan diri di dalam II Petrus 1:6 “dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,”.  Penjelasan ini menekankan betapa pentingnya sebuah kepekaan karena kepekaan adalah satu kesatuan di dalam Kristus.
Segi-segi dosa
Dalam satu segi sebuah kesalahan seringkali dilakukan dengan tanpa sengaja seperti kata agnoemata dalam PB kata ini hanya dipakai untuk pengertia dosa-dosa akibat ketidaktahuan.[4]
Manusia digambarkan sebagai orang yang buta terhadap kemampuan dasarnya, karena dosa telah mengakibatkan manusia tidak mempedulikan Allahdan tidak mempunyai penilaian terhadap diri sendiri.  Dalam tulisan Yohanes dan Paulus dosa dipandang secara khusus sebagai sikap tidak percaya dan hal ini membuat manusia bertanggung jawab penuh atas dosa-dosanya.[5]






Eksegesis

Berbicara ketidak pekaan menurut Efesus 4:9 lebih mengarah kepada kata akar kata apalegw yang memiliki arti yaitu menjadi tidak berperasaan.[6]  Di dalam Linguistik and Exegetikal greek new testamen di jelaskan mengunakan kata aphlghkotez  teridentifikasi Perf.act.part yang di jelaskan “to cease to feel pain or grief, to become callous, insensible to pain”[7]
Secara hakiki pada mulanya manusia telah memiliki natur dosa menurut C Thiessen dalam pembagian tingkat-tingkat kesalahan ada dosa yang di perbuat karena ketidaktahuan bukan karena memang tidak tahu bahwa hal itu berdosa tetapi karena banyaknya pengetahuan yang diketahuinya dan semakin besar ia mengetahui sesuatu semakin besar pula kesalahannya.[8]
Kesimpulan
Doktrin manusia menunjukan berbagai hak manusia yang istimewa dari Allah yang masih membawa sebagai sisa kemuliaan aslinya, tetapi telah kehilangan hak asasinya dan menjadi orang berdosa.[9]  Dengan memahami Allah secara jelas akan menjadi tolak ukur dan acuan bahwa walaupun dulu telah berdosa tetapi lewat Kristus telah di tebus dan memiliki kesempatan untuk memuliakan Allah dengan kehidupan saat ini.




Daftar Pustaka
Tenney C. Merrill Surevei Perjanjian Baru.Malang:PT Gandum Mas,1992
Soedarmo R.IKHTISAR DOGMATIKA.Jakarta:PT BPK GUNUNG MULIA,1996
Guthrie Donal,.Teologi Perjanjian Baru I.Jakarta: PT BPK GUNUNG MULIA,1992
JR Rogers L. Cleon dan Cleon L. Rogers III Linguistic and Exegetikal Key to the Greek New Testament.Michigan: Zondervan Publishing House,1998

Thieassen ,Henry C.,Teologi Sistematika .Malang: Penerbit Gandum Mas,2010.

Berkhof ,Louis,Doktrin Kristus Dogmatika 3 .Jakarta:Lembaga Reform Injili Indonesia,1996


[1] Merrill C Tenney,. Surevei Perjanjian Baru(Malang:PT Gandum Mas,1992), 394

[2] R Soedarmo,.IKHTISAR DOGMATIKA.(Jakarta:PT BPK GUNUNG MULIA,1996), 153
[3] Ibid, 153
[4] Donal Guthrie,.Teologi Perjanjian Baru I. (Jakarta: PT BPK GUNUNG MULIA,1992), 235

[5] Ibid, 239
[6] Hasan Sutanto,Perjanjian Baru Interlinear Jilid II (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia,2006),90

[7] Cleon L. Rogers JR dan Cleon L. Rogers III Linguistic and Exegetikal Key to the Greek New Testament (Michigan: Zondervan Publishing House,1998), 441
[8] Henry C. Thieassen,Teologi Sistematika (Malang: Penerbit Gandum Mas,2010),296

[9] Louis Berkhof,Doktrin Kristus Dogmatika 3 (Jakarta:Lembaga Reform Injili Indonesia,1996), 7

1 komentar:

  1. The Best Slot Machines For Real Money In 2021 - DRMCD
    No, no, the video 나주 출장샵 game was not meant for 제주 출장마사지 you to play. Slots were designed for 광주광역 출장안마 real money play. Instead, we just wanted 제천 출장샵 to make sure our slot 김제 출장마사지 machine was

    BalasHapus