Jumat, 11 September 2015

Khotbah Ekspositori Kitab Yeremia



 Khotbah dari Kitab Yeremia
 Setia ditengah situasi sulit (Yeremia 44:22-30).

Shallom Saudara-Saudara yang terkasih dalam Tuhan,  seorang hamba Tuhan yang bernama Pdt Eka Darmaputera, menjelang akhir hidupnya, menulis surat terakhir sebelum maut menjemputnya, tulisan itu berkata, “Hidup didalam Tuhan tidaklah menyenangkan, namun IA tidak pernah mengecewakan.”  Pernyataan ini timbul dari rasa penderitaan yang beliau alami karena penyakit kanker hati yang beliau alami selama bertahun-tahun.  Jika seorang hamba Tuhan Pdt Eka Darmaputera bisa berkata seperti itu, bisakah kita mengatakan hal yang sama saat kita mengalami penderitaan hidup?  Apakah kita memilih setia kepada Tuhan atau justru ingin meninggalkan Tuhan?
Hal yang sama terjadi pada nabi Yeremia, profil hamba Tuhan yang melayani bangsanya namun penghargaan ataupun berkat tidak ia alami selama melayani sebagai nabi bagi bangsa Yehuda selama 40 tahun.  Tidak cukup sampai di situ, ketika bangsa Yehuda dihancurkan dan rakyatnya sebagian besar diangkut ke Babel, sementara yang lain ditinggal di Yerusalem, Yeremia tetap tidak menerima penghargaan pada masa akhir pelayanannya.  Ia tidak dapat meyakinkan perasaan umat yang masih tinggal untuk percaya kepada Allah, bahkan ia dipaksa untuk menyertai mereka ke Mesir, nampaknya semua pelayanan beliau sia-sia.
Hari ini kita akan mendengar berita penghiburan Tuhan melalui Yeremia pada umat yang tetap membangkang dan pergi ke Mesir dalam Yeremia 44:22-30.  Melalui pemberitaan ini kita akan belajar bagaimana seharusnya sikap yang benar sebagai seorang umat Tuhan ketika menghadapi pencobaan.
Nats yang kita baca adalah nubuatan terakhir nabi Yeremia dalam tugasnya sebagai nabi atas Yehuda dan bangsa-bangsa, dan sayangnya di masa pelayanannya yang terakhir pun, Yeremia tidak mendapatkan buah pelayanan yang manis, berkali-kali beliau mengalami pahit demi pahit peristiwa demi peristiwa, padahal ia berdiri dan menyuarakan kebenaran disepanjang pelayanannya sebagai nabi.  Namun hari ini kita akan belajar dua hal, mengapa Allah ingin Yeremia tetap berharap dan percaya bahwa IA adalah Allah yang setia.  Hal-hal yang dapat kita pelajari adalah Allah ingin menyatakan bahwa IA tidak ingkar janji (ay28) dan Allah ingin mendidik kita untuk tetap setia, sekaligus percaya kepadaNya (ay23).
1. Melalui penderitaan, Allah ingin menyatakan bahwa IA tidak ingkar janji.
Dalam ayat ke-28 yang berbunyi, “Hanya beberapa orang yang terluput dari padang-jumlahnya kecil-yang akan kembali dari tanah Mesir ke tanah Yehuda.  Maka seluruh sisa Yehuda yang telah pergi ke Mesir untuk tinggal sebagai orang asing di sana akan mengetahui perkataan siapa yang terwujud, perkataan-Ku atau perkataan mereka.”.  Firman ini datang disaat perkataan Yeremia yang pertama bahwa Yerusalem akan ditaklukan Babel sudah terwujud, jika mereka tahu kehendak Tuhan bahwa penghukuman ini datang karena pemberontakan dan kedegilan hati mereka karena tidak setia mengasihi Allah dan melakukan perintah-perintahNya.
Sementara yang terjadi umat tidak berubah, masih menganggap bahwa berita yang Yeremia sampaikan tentang jangan menaruh kepercayaan akan perlindungan Tuhan karena adanya bait suci (26:6-7), dan pada akhirnya bait suci diruntuhkan, maka hal pemaksaan Yeremia untuk diajak paksa ke Mesir nampaknya mempunyai motivasi yang sama, yakni umat yang tersisa di tanah Yehuda pasca diangkutnya sebagian besar penduduk dan penguasa ke tanah Babel, percaya bahwa apabila perjalanan mereka ke Mesir disertai oleh Nabi Tuhan, maka mereka mendapat perlindungan dari Tuhan.  Dan Allah sungguh-sungguh tidak menyukai konsep ini.  Mengapa?  Karena bukan Yeremia yang menyebabkan semuanya itu terjadi, tapi sepenuhnya karena kehendak Tuhan.
Sebagai umat Tuhan, yang notabene sudah mengenal siapa Tuhannya, bagaimana sifatNya, dan sebagainya?  Sudah seharusnya kita mulai menyadari bahwa Allah berdaulat melakukan segala sesuatu, ini benar.  Tapi tujuan Allah dalam segala tindakan-tindakan yang dilakukanNya adalah supaya kita menyadari bahwa semua perkataan Allah adalah benar, dan pasti.  Namun seberapa sering kita masih menanyakan segala keputusan-keputusanNya?
Marilah kita bertobat dan memperbaiki semua kesalahan kita, sebab Allah yang kita sembah bukanlah Allah yang ingkar janji, sehingga semua firman yang kita baca, firman yang kita dengar dan pikirkan, serta firman yang kita lakukan, itulah yang membawa berkat atas hidup kita, bukan kutuk.
Suatu hari ada seorang anak kecil yang nakal yang selalu menyakiti hati ibunya, dengan berkata aku menyesal karena lakukan kesalahan ini, dan sang ibu menghukumnya, setelah selesai masa penghukuman itu, si Ibu berkata,”aku mengasihimu, nak!” namun si anak tidak percaya dan dalam hatinya ia berkata bahwa si Ibu jahat, sebab itu, ia mengulangi kesalahan tersebut di kemudian hari, dan berkali-kali seperti itu.  Sampai pada akhirnya, anak ini tidak menghiraukan nasehat ibunya untuk tidak naik sepeda dulu di jalan raya depan rumahnya, karena saat itu arus lalu-lintas kendaraan sangat padat sekali, namun sekali lagi anak ini tidak mau mendengarkan.  Tiba-tiba brakkk, tabrakan kera terjadi, dan anak ini harus diamtar ke rumah sakit, sebab mengalami pendarahan yang hebat, anak ini kekuarangan darah, sang ibu begitu mendengar berita tersebut langsung mnuju ke rumah sakit dan menawarkan diri untuk jadi pendonor bagi anaknya, sampai akhirnya sang ibu menghembuskan nafas terakhirnya demi menyelamatkan anaknya yang terkasih.
Pengorbanan teringgi seseorang bukan hanya nyawa, melainkan juga kesetiaan dan ketaatan pada segala perintah orang-orang yang kita kasihi.
2. Melalui penderitaan, Allah ingin kita untuk memilih tetap setia mengasihiNya serta mentaati seluruh perintahNya.
Di dalam ayat yang ke 23, Allah berkata melalui Yeremia, bahwa yang Allah kehendaki adalah setia dan taat.  Didalam bahasa Ibrani, kata ini menggunakan kata shamma, artinya bisa mendengarkan,bisa juga mentaati, namun kedua aktivitas tersebut dapat terjadi hanya pada kondisi saat seseorang berfokus penuh pada mengasihi Tuhan.  Dalam literatur Yunani, menggunakan kata pistis, percaya dan kesetiaan.  Dalam hal ini, Allah tidak minta banyak hal pada orang Yehuda, hanya setia kepadaNya, namun hal ini pun sangat sulit terealisasi.
Bagaimana dengan kita, umat Tuhan yang hidup pada masa kini, apakah kita masih berkeras hati dan tidak mau bertobat dari segala jalan hidup kita yang jahat dan mulai kembali pada Allah?  Hendaknya kita menyadari dan bertobat, sehingga Allah senantiasa memimpin kehidupan kita dengan cara menunjukkannya dengan ketatan kita melaksanakan segala perintah Allah.
Melalui pemberitaan ini hendaknya kita belajar bahwa, penderitaan Allah izinkan terjadi ditengah-tengah umatNya karena Allah ingin menunjukkan bahwa segala perkataanNya adalah benar, dan Allah ingin kita memilih untuk tetap setia, sekaligus mentaati segala perintah Allah.
Untuk meresponi berita firman Tuhan, marilah kita bangkit dari tempat duduk kita masing-masing, kita buka hati kita dan menyerahkan segala pergumulan dan keberadaan kita kepada sang penjunan hidup kita, sebab Yeremia berkata, “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan…Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!” (Yer 17:5 dan 7).  Mari kita naikkan pujian bagi Tuhan dengan nyanyian “Tuhan Pasti Sanggup”.  Amin.
Ilustrasi









Profil Tokoh
(Latar Belakang)










Amanat Khotbah

Latar Belakang Historis





Pesan Khotbah


Poin Khotbah


Latar Belakang








Latar Belakang











Aplikasi






Ajakan




Ilustrasi














Kata-kata bijak


Poin 2

Latar Belakang







Aplikasi





Kesimpulan




Altar Call





Penutup


Tidak ada komentar:

Posting Komentar